twitter
rss


Bila mendengar ”balok” yang terbayang oleh kita adalah sebuah kayu panjang berbentuk kubus. Tapi di daerah Babakan Lor, Kecamatan Cikedal Kabupaten Pandeglang, ”balok” adalah nama sebuah penganan/kue yang terkenal nikmat. Disebut balok karena kue ini seperti balok kayu yang digunakan sebagai bantalan rel kereta api.

Bahan pembuat kue balok ini hampir sama dengan membuat ”getuk lindri”, hanya prosesnya saja yang sedikit berbeda. Kue balok dibuat dari ubi ketela pohon (dangdeur/sampeu dalam bahasa Sunda), kemudian dibuang kulitnya sampai bersih dan dicuci, lalu dikukus hingga empuk/lunak. Proses berikutnya, ditiriskan lalu ditumbuk menggunakan lesung sampai benar-benar halus dan diberi garam untuk memberi rasa gurih. Setelah halus, dicetak dan dipotong-potong menyerupai balok kayu. Kue ini biasanya disajikan dengan bumbu serundeng, yakni kelapa parut yang diasang, kemudian ditumbuk halus sampai mengeluarkan minyak.

Kue balok merupakan cikal bakal beragam kue bolu yang kita kenal sekarang. Bahan dasarnya sama, tapi takaran, campuran dan teknik pembuatan berbeda.kue balok sempat terkenal di tahun 1960-an. Kue berbentuk empat persegi panjang yang melengkung di bagian atas, digemari banyak orang sebagai pasangan minum kopi.

Kue ini cenderung tawar, sehingga cocok dipadukan dengan pahitnya kopi. Para penjualnya pun menyediakan kopi dan bangku-bangku pendek. Menjadi kesukaan orang-orang jaman dulu berkerumun di sekitar pedagang Kue Balok, sambil ngobrol sana-sini dan mencelup-celup kue balok ke dalam kopi panas.Berbeda dengan kebanyakan kue sekarang, kue balok lebih padat dan keras. Tapi rupanya inilah yang jadi daya tarik.'Mengenyangkan' agaknya menjadi sebab wujudnya yang padat dan keras. Kue ini kadang disebut Kue Jibeuh (Hiji Sebeuh), makan satu sudah kenyang. Memang lebih lembut disantap saat masih hangat, tapi kalau terlanjur dingin dan keras bisa melunak jika dicelup ke dalam kopi.

Pembuatan kue balok memerlukan proses yang cukup lama. Adonannya harus diendapkan selama satu malam sebelum dicetak dan dipanaskan. Setelah adonan dimasukkan ke dalam cetakan, sebuah anglo berisi arang panas diletakkan di atasnya. Anglo itu harus terus dikipas sampai adonan matang dan kue balok siap dihidangkan.

Zaman memang menuntut perubahan, kue balok tak lagi dijajakan dengan pikulan tapi dengan gerobak, tak cuma di pasar tradisonal tapi sudah masuk kafe. Meski hanya beberapa gelintir di Kota Bandung, ia tetap tak kehilangan pelanggan.Entah apa penyebab kue balok menghilang dari pasaran, tak banyak diteruskan keturunan penjual kue balok. Mungkin karena perubahan orientasi dan gaya hidup atau kalah bersaing dengan desakan macam-macam produk.Sebagian mengatakan kue balok berasal dari Garut, lainnya dari Bandung. Yang pasti, ia masih menjamur pada beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Garut dan Tasikmalaya.


Source: http://www.beritabandoeng.com/berita/2009-02/kue-balok-nenek-moyangnya-kue/